BUMDes Serang Purbalingga Raih Pendapatan Miliaran Rupiah

  • 12 Mar
  • yandip prov jateng
  • No Comments

PURBALINGGA – Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) “Serang Mandiri Sejahtera” Desa Serang, Kecamatan Karangreja meraih pendapatan hampir Rp4 miliar sepanjang 2019. Kesuksesan tersebut membuat Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi, berharap target Rp5 miliar pada tahun 2020 dapat dicapai. Demikian disampaikan Bupati Tiwi saat menerima kunjungan kerja Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kementrian Desa PDTT), di objek wisata D’Las Serang, Selasa (10/3/2020).

“Jadi BUMDes Serang ini betul-betul efektif dalam menggerakkan perekonomian rakyat, dengan pendapatan hampir Rp4 miliar dan tahun 2020 ditargetkan menjadi Rp5 miliar. Bahkan salah satu inovasinya berupa penjualan saham BUMDes khusus untuk warga masyarakat Desa Serang,” ujar bupati yang akrab dipanggil Tiwi.

Menurut Tiwi, BUMDes Serang merupakan salah satu BUMDes maju yang sudah dapat dirasakan manfaatnya oleh pemerintah desa dalam berkontribusi dalam pendapatan asli desa (PADes). BUMDes Serang berdiri sejak Tahun 2010 dan bergerak dalam bidang pariwisata, pertanian, pembiayaan mikro. Dari data kunjungan wisata di objek wisata D’Las tahun 2019 lalu tercatat 650.000 orang.

Sampai saat ini, tercatat ada 156 unit BUMDes yang tersebar di seluruh wilayah Purbalingga. Selain BUMDes Serang, ada beberapa BUMdes lain yang dinilai sudah maju, antara lain BUMDes Tirto Lestari di Desa Tanalum, Kecamatan Rembang yang bergerak di bidang pariwisata, yakni pengelolaan curug atau air terjun. Hasil kerja BUMDes Tanalum ini adalah raihan juara harapan III dalam ajang Lomba Desa Wisata Nusantara yang diselenggarakan oleh Kemendes, serta sukses mengembangkan brand Desa Tanalum sebagai Desa 1000 Curug.

Selain Tirto Lestari, ada pula BUMDes Gunungwuled yang bergerak di bidang pertanian khususnya kapulaga. Bahkan hasil produk pertanian kapulaga ini sudah ditampung oleh perusahaan jamu ternama di Semarang.

“Gunungwuled sudah bermitra dengan PT Sido Muncul, bahkan permintaan PT Sido Muncul terhadap rempah-rempah atau kapulaga dalam satu bulan itu mencapai 20 ton, tetapi baru terpenuhi 4 ton karena keterbatasan kapasitas produksi dan keterbatasan pendanaan,” terang Bupati Tiwi.

Keterbatasan tersebut, menurut Tiwi dapat diatasi apabila ada suntikan modal dari perbankan nasional. Saat ini, BUMDes-BUMDes yang ada di Kabupaten Purbalingga sebagian besar memanfaatkan Dana Desa (DD). Dengan Dana Desa, para kepala desa memiliki keleluasaan dalam membangun desa, baik infrastruktur maupun kegiatan pemberdayaan masyarakat.

Selain BUMDes, Bupati Tiwi juga menyampaikan berbagai program inovasi khas Purbalingga, seperti Tuka-Tuku produk UMKM yang bekerjasama dengan Bukalapak, BUMDes Kalika Mandiri yang bekerjasama dengan BRI, Desa Digital di Desa Karanganyar, serta Kampung Marketer.

Sementara itu, Menteri Desa, Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar mengapresiasi hasil BUMDes Serang yang maju dan mampu menggerakan perekonomian warga setempat.

“Kepala Desa Serang, Pak Gito, pemikirannya melampaui ruang dan waktu. Ketika saya mampir di kantor BUMDesnya, saya melihat struktur organisasinya ternyata PT dan saham yang dimiliki komposisinya adalah 10% milik masyarakat dan 90% milik BUMDes. Pak Gito ini memiliki keinginan untuk berinvestasi di desa-desa lain. Ini luar biasa tidak saja memikirkan desanya, sudah berpikir investasi di desa lain,”pujinya.

Kunjungan kerja Menteri Desa PDTT tersebut dilakukan dalam rangka survei pendahuluan untuk kunjungan Presiden RI Joko Widodo di Kabupaten Purbalingga. Ia mengatakan Presiden Jokowi tertarik untuk meninjau langsung geliat perekonomian, terutama Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), digitalisasi desa, dan perkembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kabupaten Purbalingga yang menjadi motor penggerak perekonomian dari desa.

“Varian BUMDesnya banyak, tadi ada BUMDes yang mengurusi sampah, ada BUMDes yang mengelola wisata, ada BUMDes yang mengurusi tenun dan banyak lagi,” katanya.

Ditambahkan, rencana pembangunan bandara Jenderal Besar (JB) Soedirman harus diikuti dengan rencana pembangunan wilayah-wilayah di sekitarnya, bahkan hingga ke wilayah kabupaten tetangga. Tujuannya, agar masyarakat dan pemerintah dapat memanfaatkan keberadaan bandara secara optimal.

Penulis: PI-7/u/Kontributor Purbalingga
Editor: Tn/Diskominfo Jateng

Berita Terkait