SiHati Gen III, Solusi Pengendali Inflasi Hulu-Hilir

  • 28 Apr
  • Prov Jateng
  • No Comments

Semarang – Sistem Informasi Harga dan Komoditi (SiHati) terus dibenahi. Setelah dua generasi digunakan, kali ini Generasi III dengan fasilitas yang lebih komplet diluncurkan.

Peluncuran teknologi informasi SiHati Genersi III dilakukan oleh Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP di Gedung Bank Indonesia Perwakilan Jateng, Jumat (28/4). Hadir dalam acara tersebut, Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jateng Dr Sri Puryono KS MP, Wakil Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jateng, Hamid Ponco Wibowo, ketua TPID kabupaten/kota sentra yang menjadi pilot project input aplikasi SiHati Data Produksi, serta petani dan peternak peng-input.

Menurut Ganjar, SiHaTi Generasi III dapat memfasilitasi pedagang dan petani untuk memperoleh informasi terkait harga dan pasokan, yang dapat digunakan untuk kegiatan perdagangan. Selain itu, optimalisasi pemanfaatan Sihati Gen III ini diyakini dapat menjadi solusi pengendalian inflasi dari hulu ke hilir guna mencapai stabilitas inflasi di Jateng.

“SiHati Generasi III ini sebenarnya sudah menemukan kesempurnaan karena generasi kesatu dan kedua sudah virtual meeting. Sedangkan generasi III tidak hanya pantauan harga komoditi di pasaran, melainkan juga pantauan produksi di tingkat petani serta bisa diarahkan ke e-comers. Sehingga banyak yang bisa memanfaatkan,” beber gubernur.

Ditambahkan, SiHati Gen III merupakan integrasi antara aplikasi SiHati Mobile Application dengan SiHati Data Produksi, dan SiHati Masyarakat, sehingga memungkinkan pemerintah memperoleh early warning harga, informasi pasokan secara real time. Informasi yang lebih komprehensif ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam pengambilan keputusan terkait ketahanan pangan, baik melalui pertemuan fisik maupun virtual meeting.

Selain itu, melalui teknologi ini pemerintah bisa memantau perkembangan harga dan pengendalian inflasi. Sementara bagi produsen, dalam hal ini petani, memanfaatkan untuk memantau harga komoditi yang paling pantas kemudian bisa menjualnya. Bahkan pedagang di pasar pun bisa mamantau mengakses perkembangan harga komoditi sehingga dapat melihat hasil produksi petani.

“Maka kalau kemudian seluruh kabupaten, kota, dan petani mau disiplin untuk meng-update ini terus-menerus, maka SiHati III akan menjadi informasi yang paling dahsyat karena bisa mengakses semuanya dengan positif. Lebih hebat lagi informasinya bisa diperbarui secara periodik, paling bagus ada jamnya atau minimal sehari sekali,” harapnya.

Mantan anggota DPR RI ini mengatakan, ketika harga komoditas melambung tinggi, maka para pemangku kepentingan bergerak cepat mencari penyebab kenaikan harga. Jika hal itu akibat pasokan kurang sedangkan permintaan masih tinggi, akan diupayakan mencari atau meminta pasokan dari daerah lain yang mempunyai stok melimpah.

Sebagai contoh, lanjut dia, bawang merah dan beras asal Sukoharjo, Klaten maupun daerah lain di Jateng berkeliaran di Jakarta dengan merk atau label yang sudah berubah, bahkan cabai rawit merah asal Jateng juga sangat laku di Sumatera. Maka cerita ini, seharusnya pasokan, harga, maupun posisi komoditas bisa dipantau melalui teknologi, termasuk berapa petani di Jateng yang menanam cabai, luas lahan hingga masuk masa panen dan stok yang dimiliki petani.

“Kalau pantauan itu bisa kita lakukan tidak usah 100 persen, sekitar 20 persen saja terpantau dengan baik maka kita bisa memroyeksi. Kita akan bareng-bareng mencoba menggunakan teknologi ini. Saya nderek nitip kepada kabupaten dan kota,  sudilah kiranya mengupdate terus sehingga kami bisa mengintervensi. Mudah-mudahan SiHati ini bisa membantu kita, terutama para pengambil keputusan demi meningkatkan kesejahteraan petani dan pedagang,” terangnya.

Senada dikatakan Wakil Ketua TPID Jateng Hamid Ponco Wibowo. Menurutnya, SiHati Gen III merupakan integrasi antara tiga aplikasi yaitu, Sihati data produksi yang merupakan aplikasi berbasis android yang memungkinkan petani atau peternak di daerah sentra untuk mencatatkan informasi terkait produksi. Meliputi jumlah dan prakiraan panen, harga jual, serta kendala yang dihadapi.

Sebagai tahap awal, pilot project SiHati Data Produksi mencakup 56 gabungan kelompok tani (Gapoktan) yang tersebar di 15 kabupaten/ kota sentra komoditas cabai, bawang merah, bawang putih, dan daging sapi. Sedangkan SiHati Gen II atau SiHati Mobile Aplication yang dapat diunduh di playstore android secara gratis, untuk memantau perkembangan harga di pasar-pasar induk yang ada di 35 kabupaten/ kota se-Jateng.

“Bagi pemerintah, SiHati III ini bisa memantau perkembangan data produksi atau pasokan riil dan prakiraan pasokan yang dimiliki oleh petani serta mendukung pengambilan keputusan terkait ketahanan pangan,” kata Hamid yang sekaligus Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jateng.

Sementara itu, manfaat bagi produsen baik petani atau peternak sebagai acuan dalam menentukan rencana tanam, termasuk pola tanam akan meminimalisasi harga jatuh saat panen raya dan menekan lonjakan harga ketika terjadi kelangkaan komoditi. Sedangkan bagi konsumen, aplikasi ini mampu mengelola ekspektasi positif di masyarakat karena adanya transparansi harga dan pasokan.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait