Salat Id di Tawangmangu, Ganjar Nostalgia dengan Warga

  • 25 Jun
  • Prov Jateng
  • No Comments

Karanganyar – “Pak Ganjar, Pak Gubernur, kula Bu Sumadi. Pakne kados pundhi? Ibune?” tanya seorang wanita berusia 87 tahun menyela wawancara Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP dengan wartawan, seusai Salat Idul Fitri di RT 03 RW 02 Kelurahan Tawangmangu, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Minggu (25/6).

Tak merasa terganggu, Ganjar melayani Bu Sumadi yang di masa kecilnya menjadi tetangga. Dia menyampaikan jika ibu dan bapaknya sudah meninggal.

Bu Sumadi pun sempat terkejut mengetahui ibunda Ganjar telah tiada. Namun, dia senang Ganjar yang sekarang telah menjadi orang nomor satu di Jawa Tengah pulang ke tanah kelahirannya. Dalam pertemuan yang singkat, eyang 13 cucu itu pun mengenang masa lalunya bersama Ganjar kecil.

Isih kelingan cilikanne (Ganjar). Niki Darmaji, anakke kula. Sakniki (panjenengan) pak gubernur njih. Nyuwun pangapunten,” ujarnya.

Kembali ke tanah kelahiran juga dinantikan Gubernur Ganjar. Karenanya, pada Lebaran pertama setelah menjadi yatim piatu, dia pun kembali menyambangi lokasi tempat tinggalnya di masa kecil. Banyak pengalaman masa kecilnya di tempat itu. Mulai dari mandi di sungai bersama temannya, masuk tempat wisata Grojogan Sewu tanpa membayar, lengkap dengan makanan kegemarannya botok sayur dan gereh layur.

Tidak hanya itu, semangat gotong royong warga juga menimbulkan rasa kangen tersendiri. Dan saat ini keguyuban itu masih nampak. Setidaknya, saat Ganjar sudah berada di Tawangmangu sejak Sabtu (24/6) sekitar pukul 14.00, warga berdatangan. Tidak bermaksud meminta makan, tapi mereka justru membawa makanan, seperti rempeyek, telur rebus, dan lainnya, untuk disantap bersama. Tradisi takbiran menggunakan oncor yang terus ada sampai sekarang melengkapi nostalgia alumnus UGM ini.

“Saya terakhir (berlebaran di sini) sekitar 1978-1979. Dulu belum ada gedung gedhe-gedhe. Masih ada SD Inpres, yang sekarang katanya jadi SDN V. Lapangan ini seperti nangkring di atas dengan view Gunung Lawu. Sekarang sudah luar biasa. Kemakmuran makin nampak,” beber Ganjar.

Dalam kesempatan itu, gubernur menyampaikan kepada warga, banyak pelajaran yang bisa diambil dari Ramadan dan Lebaran. Yang utama adalah belajar bersabar. Kemudian bagaimana saling mencintai, bergotong royong, sadaqah, dan amalan baik lain selama Ramadan, yang hendaknya diteruskan dalam kehidupan sehari-hari.

Dia juga mengapresiasi dukungan masyarakat dalam membangun Jawa Tengah, termasuk dukungan pemerintah kabupaten/ kota. Sehingga arus mudik balik relatif lebih tertib dibandingkan tahun lalu.

“Tahun ini alhamdulillah lancar karena semua nyengkuyung bersama, rakyat tertib. Pembangunan ditambah, jalan-jalan lebih baik, bupati/ walikota sengkuyung,” terangnya.

Sementara itu Ketua Panitia Sholat Idul Fitri Kecamatan Tawangmangu, Tumin Tartoko menyampaikan, selama ini ukhuwah islamiyah di Kabupaten Karanganyar selalu terjaga. Hal itu salah satunya ditunjukkan pada salat id yang dilaksanakan pada hari ini. Yakni, organisasi Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, dan Salafi dapat bersama-sama menjalankan ibadah salat id di Lapangan Bener.

“Jadi ini ormas dari Muhammadiyah, Nahdatul Ulama atau Salafi, sedaya saged gumreged dhateng Lapangan Bener,” tuturnya. (Ul, Diskominfo Jateng/ Rt, Humas Jateng)

 

Berita Terkait