Petani Diminta Replikasikan BUMT

  • 24 Sep
  • Prov Jateng
  • No Comments

Temanggung – Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP meminta petani di Temanggung menjadi pelopor replikasi Badan Usaha Milik Tani (BUMT) yang berhasil dilakukan para petani di Jawa Barat dan mendapat sanjungan dari Presiden RI Ir Joko Widodo. 
Hal tersebut ia sampaikan saat menggelar acara Ngopi Bareng bersama masyarakat Temanggung di depan halaman Kantor Kecamatan Bulu, Sabtu (23/9) malam. Menurutnya, BUMT merupakan inovasi yang akan meningkatkan kesejahteraan petani. Sebab, petani mengelola sendiri usahanya mulai dari on farm hingga menghasilkan suatu produk dengan nilai jual yang lebih tinggi. 
 
“Badan Usaha Milik Tani ini membuat mulai dari hulu sampai ke hilir. On farm-nya dia lakukan mulai dari menggarap tanahnya, bibitnya, pupuknya, sampai panen plus menjual,” katanya. 
 
Temanggung dinilai Ganjar sebagai daerah yang cocok untuk dijadikan contoh dalam implentasi BUMT karena memiliki banyak komoditas, salah satunya kopi. Dari komoditas kopi petani dituntut menghasilkan benih kopi hingga meraciknya dan menjadi minuman kopi yang memiliki brand yang bernilai tinggi. 
 
Selain kopi, adanya BUMT ini juga dapat membantu petani padi memangkas perantara dalam penjualan beras hingga tingkat konsumen. Sehingga petani bisa mendapatkan untung yang lebih karena biasanya setiap perantara selalu mengambil keuntungan 10 persen dari komoditas beras yang dijual. Bayangkan saja jika dari petani hingga ke konsumen minimal terdapat delapan perantara, pastinya harga jual beras di pasar sangat tinggi, namun petani tidak mendapat apa-apa. 
 
“Jadi kalau kelompok tani itu biasanya hanya membudidayakan saja, sekarang ada bagian dari kelompok tani itu mengolah dan menjual. Contoh komoditas cabai yang harganya jatuh bisa dikeringkan dan nanti bisa dijual ke pabrik pengolahan makanan untuk jadi produk turunan dari cabai olahan,” tutur gubernur. 
 
Membuat BUMT juga tidak terlalu sulit, hanya membutuhkan satu Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) untuk menjadi satu unit usaha. Kemudian Gapoktan tersebut akan diberi pelatihan mulai dari on farm untuk menghasilkan produk pertanian dengan grade yang tinggi hingga pelatihan mengolah produk pertanian menjadi produk bernilai lebih tinggi. 
 
“Pemerintah juga akan memfasilitasi penjualan produk dari Gapoktan tersebut. Misalnya tidak lagi ke tengkulak tapi langsung kepada pengolah,” pungkasnya. 
 
Reporter : Kh, Humas Jateng 
Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait