“One Touch Statistics”, Sajikan Data Strategis Dengan Sekali Sentuh

  • 19 Sep
  • Prov Jateng
  • No Comments

Semarang – Data yang akurat menjadi kebutuhan penting sebagai dasar pengambilan keputusan dan kebijakan pemerintah. Karenanya Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng berupaya memenuhi kebutuhan tersebut, salah satunya melalui aplikasi One Touch Statistics yang menyajikan semua data stategis hanya dengan sekali sentuh.

“Dengan aplikasi One Touch Statistics ini, semua informasi dalam genggaman. Sekarang kalau butuh informasi data stategis BPS tinggal menggunduh, kemudian semua informasi penting terkait data strategis BPS akan tersaji secara real time,” beber Kepala BPS Provinsi Jawa Tengah Dr Margo Yuwono SSi MSi saat memberi sambutan pada Rakor Pemanfaatan Data Sensus Ekonomi (SE) 2016 Lanjutan sekaligus Peluncuran Aplikasi One Touch Statistics di Patra Convention Hotel, Selasa (19/9).

Menurutnya, data strategis BPS di antaranya pertumbuhan ekonomi, ekspor dan impor, nilai tukar petani, inflasi, kemiskinan, pengangguran, serta indeks pembangunan manusia (IPM), akan mudah diakses oleh siapapun. Semua data statistik akurat karena sebagai dasar perencanaan, kebijakan, dan evaluasi pemerintah daerah.

“BPS maupun sektoral nantinya akan bersama-sama mengembangkan, termasuk dengan Kominfo untuk bagaimana memperkaya, meningkatkan jenis dan ragam data untuk statistik sektoral. Forum ini merupakan forum strategis bagaimana kita membangun data dan informasi untuk pembangunan Jawa Tengah ke depannya,” terangnya.

Sementara itu, terkait pemanfaatan data SE 2016 lanjutan sebagai indikator strategis dalam rangka mendukung perencanaan dan evaluasi pembangunan, saat ini BPS sedang melakukan sensus ekonomi lanjutan mulai Agustus sampai September 2017. Termasuk data pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah.

Ia menyebutkan,  jumlah usaha berdasarkan data BPS 2016 sebanyak  4,17 juta usaha. Dari jumlah tersebut sebagian besar atau 98,98 persen adalah usaha berskala mikro kecil (UMK), sedangkan sisanya atau sekitar 1,02  persen usaha menengah besar.

Berdasarkan data tersebut, kekuatan ekonomi Jawa Tengah saat ini bertumpu pada sektor UMKM. Karenanya pemerintah daerah fokus pada kegiatan UMKM sebagai tulang punggung perekonomian. Bahkan pemerintah telah merancang beragam program guna meningkatkan peran UMKM di Jawa Tengah.

Selain itu melalui sensus ekonomi lanjutan juga akan diketahui bagaimana stuktur pengeluaran biaya yang diperlukan untuk usaha mikro kecil dan menengah besar. Termasuk mengetahui data kendala dan prospek UMK, serta informasi pekerja dan pendapatan.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP mendukung pengembangan aplikasi One Touch Statistics. Program itu sejalan dengan kebijakan Provinsi Jawa Tengah, melalui Pergub Nomor 52 Tahun 2016 tentang “Single Data System Untuk Pembangunan Daerah  di Jawa Tengah”.

Menurutnya, kebijakan tersebut bertujuan untuk mewujudkan perencanaan pembangunan yang berkualitas dan pengendalian pembangunan yang efektif, melalui pengelolaan data pembangunan daerah yang akurat, terintegrasi, lengkap, akuntabel, dinamis, mudah diakses, dan berkelanjutan.

“Saya mengapresiasi kerjasama yang dilakukan Dinas Kominfo bersama BPS dalam mengembangkan aplikasi One Touch Statistics yang kita launching hari ini. Aplikasi ini diharapkan bisa memudahkan dalam pencarian subjek data statistik yang dibutuhkan oleh masyarakat,” bebernya.

Sekda berharap sinergitas antara BPS Jawa Tengah dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Kominfo  dapat terus dikembangkan. Terutama untuk mewujudkan pembangunan yang lebih berkualitas, menjadikan satu data, satu pemahaman agar kebijakan yang dibuat tidak salah sasaran.

Sensus ekonomi lanjutan ini, lanjut dia, merupakan data yang akurat tentang profil usaha Jawa Tengah. Data tersebut akan dipakai sebagai bahan perencanaan ekonomi secara makro yang nantinya sebagai acuan pada survei-survei selanjutnya.

“Data akurat itu penting, karena data itu akan diolah menjadi informasi-informasi kemudian akan ditelaah, dianalisis lebih lanjut sebagai alat mengambil keputusan. Makanya kalau datanya tidak tepat atau sembarangan maka saya pastikan hasil keputusan dan kesimpulannya salah,” terangnya.

Selain itu, pengeluaran dan pendapatan dari kegiatan usaha atau perusahaan maupun mendapatkan gambaran permodalan, prospek dan kendala usaha atau perusahaan. Bahkan hasil SE 2016 dapat digunakan sebagai indikator-indikator pertumbuhan ekonomi, IPM, kemiskinan, pengangguran, inflasi dan ekspor impor serta nilai tukar petani (NTP).

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait