Nikmati Sensasi Unik Makan Arumanis “Istana”

  • 29 Sep
  • Prov Jateng
  • No Comments

Pemalang – Pada umumnya orang menyantap buah mangga dengan cara mengupas kulitnya, kemudian memotong-motong daging buah tropis itu. Namun berbeda dengan mangga “Istana” khas Pemalang. Cara menikmati mangga jenis arumanis itu menggunakan sendok seperti menyantap buah alpukat.

Iki pelem paling unik sak donya. Ini kalau dua hari lagi akan lebih enak,” ungkap Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP saat menyantap mangga Istana khas Pemalang, di sela-sela Gebyar Wisata Pangeran Purbaya (Wippas) di Desa Surajaya, Kecamatan/Kabupaten Pemalang, Kamis (28/9).

Orang nomor satu di Jawa Tengah itu tampak sangat menikmati manisnya mangga istana yang disajikan di salah satu stand pameran produk unggulan Pemalang dalam rangkaian Gebyar Wippas 2017. Satu butir buah mangga yang dipotong menjadi dua tersebut, diambil kemudian dagingnya disendok layaknya menikmati buah alpukat.

Cara menyantap dan daging mangga yang masir, manis, dan segar inilah keunikan mangga istana. Jika ingin mengonsumsi mangga ini, maka tidak perlu mengupas kulitnya. Cara menyantapnya, cukup memotong bagian tengah secara melingkar lalu diputar kemudian menggunakan sendok untuk mengambil dagingnya yang lembut.

“Selain rasanya sangat manis, ciri utama mangga istana yang membedakan dengan semua jenis mangga lainnya adalah cara makannya,” ujar Agus, salah seorang penggemar arumanis istana.

Warga Penggarit, Kecamatan Taman itu menjelaskan, mangga unik tersebut dinamakan mangga istana karena jenis mangga yang banyak dibudidayakan di Penggarit itu sudah terkenal hingga Istana Merdeka Jakarta. Sehingga petani dan masyarakat menyebutnya mangga Istana.

Selain mangga istana, gubernur mengunjungi stan sarung tenun goyor yang juga merupakan produk unggulan Pemalang, yang pemasarannya ke pasar mancanegara, stan mebel berbahan kayu jati, serta aneka makanan ringan produk UMKM.

Sementara itu dalam sambutan Gebyar Wippas, gubernur mengingatkan pentingnya pengelolaan tempat wisata, termasuk objek wisata religi di Makam Pangeran Purbaya sebagai leluhur masyarakat sekitar. Pengelolaan objek wisata mesti memperhatikan kebersihan lingkungan, menyajikan kuliner enak dan harga standar, pelayanan bagus, serta memperhatikan keamanan.

“Pariwisata itu sekarang menjadi alternatif bisnis baru yang menjanjikan. Sebab, kini kesadaran masyarakat untuk piknik tinggi. Dan dari kemarin saya keliling Pemalang, tibake destinasi wisata di Pemalang banyak dan apik-apik,” bebernya.

Kepala Desa Surajaya, Wasno mengatakan sejak dikelola Januari 2017, Wippas menghasilkan pendapatan Rp 25 juta – Rp 35 juta per bulan yang diperoleh dari retribusi dan parkir pengunjung. Daya tarik utama tempat wisata itu adalah petilasan Pangeran Purbaya Surajaya dan taman hutan yang dihuni kera-kera liar.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait