Lawan Penjual Ujaran Kebencian

  • 26 Aug
  • Prov Jateng
  • No Comments

Jepara – Tertangkapnya kelompok penyebar ujaran kebencian dan SARA, Saracen, oleh kepolisian menjadi isu hangat yang menyita perhatian publik. Pasalnya, ujaran kebencian berbasis online menjadi salah satu ancaman terhadap keutuhan NKRI.

“Sekarang bukan cuma jualan jilbab saja yang online. Ternyata ada lho yang jualan radikalisme dan terorisme secara online. Jadi jika Anda bermain di media sosial, kira-kira pemasarannya begini, di sini menjual fitnah dan kebencian, siapa mau beli? Bahkan kebencian itu dijual dengan harga sampai ratusan juta rupiah. Kepolisian sudah men-tracking itu dan ketemu,” terang Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP saat menjadi narasumber pada Sarasehan Pondok Pesantren se-Eks Karesidenan Pati di Ponpes Roudlotul Muhtadiin Balekambang, Sabtu (26/8).

Orang nomor satu di Jawa Tengah itu menjelaskan, apabila konten yang dipublikasikan di media sosial tidak dikonfirmasi secara cermat, maka sangat mungkin warga net (netizen) akan terhasut dan terjebak di dalam permusuhan. Untuk itu, gubernur meminta warga net, khususnya para generasi muda berani melawan ujaran kebencian yang dibacanya melalui media sosial.

“Karena mereka ada di media sosial, maka harus dilawan. Kita tunjukkan kepada publik bahwa itu keliru, ngawur dan harus kita lawan,” tegasnya.

Mantan anggota DPR RI itu menuturkan, Indonesia adalah bangsa yang kaya karena keragaman suku, ras, dan budaya. Kekayaan tersebut membuat negeri ini indah karena meski masyarakatnya plural, namun dapat hidup rukun berdampingan.

“Ada ribuan suku di Indonesia tapi tidak perang. Karena kita punya Pancasila, kita implementasikan sehari-hari, kita mengakui bahwa kita berke-Tuhanan Yang Maha Esa. Lakum dinnukum waliyadin itu kita terapkan. Ada rasa saling menghormati antarsesama,” tuturnya.

Pesan serupa disampaikan Ganjar kepada mahasiswa ketika menjadi narasumber Dialog dan Motivasi untuk Generasi Millennial di Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara, usai Sarasehan Pondok Pesantren.

“Jangan jualan hoax, jangan jualan kebencian, jangan jualan fitnah. Gadget kita ini bisa digunakan untuk hal-hal positif. Seperti mengampanyekan gerakan antinarkoba melalui media sosial,” pesannya.

 

Penulis : Ar, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait