Kolaborasi untuk Diseminasikan Informasi

  • 21 Aug
  • Prov Jateng
  • No Comments

Semarang – Informasi tentang pembangunan daerah harus mampu didiseminasikan seluas-luasnya kepada masyarakat sebagai wujud tanggung jawab pemerintah pada era keterbukaan informasi publik. Upaya mendiseminasikan informasi tersebut memerlukan sinergitas Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) dengan humas dari masing-masing OPD.

Humas for non humas itu penting untuk menjadi public relations (PR) OPD. Apalagi sekarang di Kominfo semua menjadi humas. Saya ingin Kominfo betul-betul menjadi corongnya pemprov. Kerja sama dengan seluruh OPD agar informasi bisa diberikan kepada publik dengan baik dan harus cepat,” terang Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP saat menghadiri Pengarahan Gubernur dan Tausiah bertajuk “Kerja Bersama Wujudkan Jateng Responsif, Kolaboratif, Inovatif, dan Kreatif”, di Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Tengah, Senin (21/8).

Kolaborasi, imbuh Ganjar, diharapkan lebih dikedepankan daripada kompetitif mengingat kompetisi membuat orang cenderung tidak bersaing tanpa menengok kanan dan kiri. Dan kolaborasi antara Diskominfo maupun humas OPD dapat mewujudkan pelayanan publik yang mudah, murah, cepat, dan tuntas. Untuk tuntas dibutuhkan ketulusan hati, kesungguhan, maupun keseriusan melayani.

Orang nomor satu di Jawa Tengah itu menjelaskan, tidak hanya bersinergi dengan OPD, namun Diskominfo juga dapat berkolaborasi dengan perusahaan untuk menyampaikan informasi tentang perkembangan potensi daerah. Dia menunjuk contoh pabrik rokok yang pernah membantu memromosikan potensi pariwisata Jawa Tengah di televisi nasional dan internasional.

“Kominfo juga bisa bermitra dengan perusahaan lain. Ini cara-cara inovatif untuk kita bisa berkolaborasi,” jelasnya.

Ganjar menambahkan, kinerja Diskominfo dan humas OPD untuk melakukan diseminasi informasi perlu didukung sumber daya manusia yang mumpuni. Pegawai dituntut akrab dengan perkembangan teknologi untuk dapat menyampaikan informasi secara aktual.

“Di era yang serba digital, suka tidak suka, mau tidak mau kita harus mempersiapkan diri. Meningkatkan kapasitas dengan pelatihan-pelatihan. Yang paling penting SDM-nya dulu. Kita jangan pernah canggung dengan peralatan,” tegasnya. Alumnus UGM itu

Kekurangan personel, imbuhnya, bukan berarti mesti diatasi dengan penambahan tenaga. Ganjar justru menganjutkan untuk mengoptimalkan personel yang ada dengan bekal pelatihan. Sehingga, SDM mampu bekerja multitasking, dan kinerja instansi untuk mendiseminasikan informasi tidak terganggu.

“Zaman sekarang kurang orang solusinya adalah meningkatkan talentanya. Tugasnya ditambahi terus dilatih. Saya menyampaikan dalam konteks reformasi birokrasi, mari kita belajar dari perusahaan swasta,” imbuh mantan anggota DPR RI itu.

Dia menunjuk contoh yang diterapkan di salah satu restoran cepat saji, di mana seluruh manajernya setiap saat harus siap mengepel, siap cuci piring, siap ikut meladeni di depan sebagai frontliner. Sehingga, saat pelanggan membeludak, mereka bisa menghandel pekerjaan anak buahnya.

 

Penulis : Ar, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

 

 

Berita Terkait