Kemarau, Saat Tepat Bersih-bersih

  • 14 Sep
  • Prov Jateng
  • No Comments

Kebumen – Pedagang Pasar Dorowati mengeluhkan kondisi pasarnya yang selalu tergenang air ketika musim hujan. Mereka menuding ukuran saluran air yang kecil menjadi penyebab air tidak lancar mengalir. 

Mriki menawi pas rendeng becek amargi saluran airipun alit. Kula sampun sanjang kaliyan kepala pasar, ” kata Khotimah, salah satu pedagang ketika berdialog dengan Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP, di Pasar Dorowati, Kamis (14/9).

Mendengar aduan tersebut, Ganjar tidak langsung mengiyakan. Orang nomor satu di Jateng itu mengonfirmasi terlebih dahulu, apakah selama ini para pedagang pasar sudah cukup peduli dengan kebersihan

Kira-kira bakul-bakul dhateng pasar niku podho njaga kebersihan pasar mboten?” tanyanya.

Para pedagang mengakui, mereka kurang menjaga kebersihan dengan alasan tidak tersedia tempat sampah. Namun, jawaban itu dipatahkan kepala pasar, karena sebenarnya sudah disediakan tempat sampah, walaupun hanya dari bekas keranjang buah.

Ganjar lantas memberikan edukasi jika pasar yang mereka tempati adalah sumber rezeki mereka. Sudah seharusnya pasar tersebut dijaga dan dirawat bersama-sama.

Iki pasar rezekine awake dewe. Njenengan niku duite ngetukke saking mriki. Kudune ya dirawat. Diopeni bareng-bareng. Coba nek nggriyane njenengan reged masak nggih dinengke wae. Mesti disaponi tho,” pesan Ganjar dengan memberikan analogi.

Gubernur menyarankan agar para pedagang pasar mau menjadwalkan untuk kerja bakti setiap minggu, cukup beberapa jam saja. Apalagi, saat ini merupakan waktu yang baik untuk membersihkan pasar karena masih musim kemarau.

Niki mangsa ketiga nganti kira-kira wulan Oktober. Niki kesempatan sakjane nggo ngresiki,” tuturnya.

Dalam kunjungan tersebut, Ganjar juga mengecek harga sembako. Antara lain cabai, bawang merah, bawang putih, minyak goreng dan beras. Komoditas beras menjadi komoditas yang dikeluhkan pedagang karena kenaikan harganya cukup tinggi. Seperti jenis IR 64 yang semula harganya Rp 7.500/ kg, kini berada di kisaran harga Rp 8.000/ kg. Gubernur pun meminta Disperindag untuk mengecek penyebab kenaikan harga tersebut.

Niki kula nembe ngecek rega-rega. Kira-kira sing marai munggah mudun apa. Beras nggih bu. Coba nanti dicek, ini beras kok naiknya tinggi sekali ada apa,” pintanya.

 

Penulis : Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait