Jangan Jadi Doktor “Pohon Pisang”

  • 15 Oct
  • Prov Jateng
  • No Comments

Semarang – Memperingati  Dies Natalis ke-60, Universitas Diponegoro (Undip) Semarang tidak hanya menggelar serangkaian kegiatan untuk menambah dan mempertajam kemampuan akademik mahasiswa dan dosen. Kampus tersebut juga membuka ruang yang seluas-luasnya untuk memperkuat aspek nonakademik yang dimiliki oleh mahasiswa dan civitas Undip.

Salah satunya, dengan digelarnya Nightchestra 2017 di Lapangan Widya Puraya Kampus Undip Tembalang, Sabtu (14/10) malam. Konser musik orchestra ini berhasil menyedot antusiasme mahasiswa dan masyarakat sekitar.

Pagelaran semakin meriah saat penyanyi dalam konser tersebut adalah Rektor Undip Prof Dr Yos Yohan Utama SH MHum beserta jajaran dekan dan mahasiswa yang memiliki talenta bermusik dan bernyanyi. Tidak ketinggalan, Sekda Jawa Tengah Ir Dr Sri Puryono KS MP dan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi juga tampil bernyanyi diiringi Orchestra Jahannes Surja.

Pada konser tersebut Sekda Sri Puryono membawakan satu buah lagu berjudul ‘Juwita Malam’, Wali Kota Hendrar Prihadi membawakan lagu berjudul ‘Misteri’ dan Rektor Yos Johan Utama membawakan dua buah lagu, yakni ‘The Wonder of You’ dan ‘Delailah’.

Saat membacakan sambutan dari Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP, Sekda Sri Puryono mengingatkan, Undip sebagai universitas yang masuk klaster 1 sebagai Perguruan Tinggi terbaik versi Kemenristekdikti harus terus berkontribusi mendukung kemajuan Jawa Tengah di segala bidang.  Apalagi tantangan dan PR di Jawa Tengah masih sangat banyak, khususnya kemiskinan, pengangguran, kesenjangan pendidikan, kesehatan, dan juga energi.

“Jangan pernah berhenti berkontribusi. Tantangan pembangunan semakin kompleks, kompetisi atas SDM semakin ketat baik ditingkat lokal, nasional, regional, bahkan internasional,” katanya.

Kepada para civitas Undip dia berharap Ristek yang dihasilkan dapat lebih aplikatif dan bermanfaat langsung bagi masyarakat. Jangan sampai Ristek tersebut tidak ada hilirisasi dan mangkrak di gudang-gudang laboratorium.

Selain itu, sebagai kaum terpelajar atau intelek mereka dituntut tidak menjadi doktor atau bahkan profesor pohon pisang, yang hanya menghasilkan satu karya ilmiah dan setelah itu tidak berproduksi lagi.

“Genderang perang melawan kejahatan intelektual harus ditabuhkan agar tidak ada jual beli gelar, jual beli kursi, plagiasi karya ilmiah, dan korupsi, gratifikasi, serta pungli,” ujarnya.

Sri Puryono berharap momentum Dies Natalis itu dibarengi spirit kegotongroyongan, kerja sama saling mengisi, melengkapi dan menguatkan. Dengan begitu Undip sebagai kampiun intelektual Jawa Tengah mampu menjadi role model bagi kontribusi nyata membangun Jawa Tengah menuju masyarakat yang sejahtera dan berdikari.

 

Reporter : Kh, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait