Jadikan Profesi Petani Makin Seksi

  • 23 Sep
  • Prov Jateng
  • No Comments

Semarang – “Celana dan baju hitam, ora macem-macem. Makan menunya biasa saja dengan minum dari kendi. Tapi mereka sudah sangat bahagia di tengah kesederhanaannya.

Kebahagiaan petani itu bukan materi yang bertumpuk-tumpuk. Kebahagiaan petani itu bukan harta benda, bukan rajabrana aneka warna.

Petani berbahagia ketika musim hujan tiba, tanamannya mendapat air yang cukup, sehingga tidak kering kerontang dapat tumbuh dengan baik dan akhirnya panen. Kita belajar dari sedulur-sedulur tani arti kebersahajaan, kebahagiaan, dan kesejahteraan.”

Bait-bait puisi itu dibaca oleh Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH dengan penuh penghayatan di hadapan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Forkopimda Jawa Tengah, dan ratusan petani yang hadir pada acara Hari Tani Nasional 2017 tingkat Provinsi Jawa Tengah bertajuk “Nggayuh Kamulyaning Dulur Tani” di Halaman Kantor Gubernur, Sabtu (23/9). Puisi itu menggambarkan petani tanah air yang selalu hidup sederhana.

Meski sebagian dari petani masih menggarap lahan milik tuan tanah, mereka tetap berbahagia saat mampu menyediakan nasi putih di setiap meja makan rumah tangga. Kegigihan dan ketulusan hati para petani itu membuat Ganjar memuji jika petani adalah profesi yang mulia.

“Petani profesi yang tidak kalah hebat dengan profesi lainnya. Dari para petanilah Indonesia akan menunjukkan kedaulatan pangannya. Yang harus kita lakukan adalah menjadikan profesi petani ini semakin seksi bagi anak-anak negeri,” ujar orang nomor satu di Jawa Tengah itu.

Pada Hari Tani Nasional itu, Ganjar menjelaskan, petani harus hijrah. Tidak lagi hanya memikirkan produksi komoditas pangan atau on farm. Namun, mulai mengembangkan manajemen pascapanen atau off farm. Seperti memperdagangkan komoditas pangannya melalui e-commerce regopantes.com.

Regopantes.com mampu memangkas rantai distribusi komoditas pangan agar tidak lagi melalui perantara atau middle man. Karena masing-masing middle man biasanya menetapkan laba sekitar sepuluh persen. Melalui off farm, mantan anggota DPR RI itu optimistis, nilai tukar petani dapat meningkat. Sehingga mampu mewujudkan kesejahteraan petani secara nyata.

“Pak Jokowi berpesan kepada para gubernur agar petani-petani kita dinaikkan kelasnya. Tidak hanya berproduksi, tetapi menjual atau berdagang. Maka konsep yang bagus hari ini adalah kooperasi. Regopantes.com kita dorong untuk memberikan ruang mereka (petani) untuk menjual,” terang Ganjar.

Melalui regopantes.com, pihaknya berharap, harga jual komoditas pangan yang diproduksi petani dapat meningkat. Misalnya, harga gabah kering panen (GKP) yang berkisar Rp 4.000 per kilogram dapat dijual dengan harga lebih tinggi.

“Beras mereka yang dipanen dengan harga Rp 3.700 GKP (per kilogram), mestinya bisa naik ke harga-harga yang lebih pantas. Kalau tadi di sini dijual Rp 8.000 per kilogram, masih fresh, bisa nggak ya petani jual minimal Rp 7.000 per kilogram? Sehingga kemudian mereka bisa mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi. Ini yang perlu didorong karena lahan di Jawa Tengah tidak bisa bertambah,” harapnya.

Alumnus UGM itu juga mendorong terjalinnya kerja sama perdagangan komoditas pangan antarprovinsi demi mewujudkan kesejahteraan petani.

“Waktu rakor Bank Indonesia se-Jawa Bali di Semarang kita minta kerja sama antar provinsi. Umpama kita dengan DKI Jakarta kerja sama soal bawang merah. Cabe saya rasa juga layak kita kerja samakan untuk menyuplai beberapa provinsi. Ini cerita fair trade yang bisa kita lakukan,” bebernya.

Senada dengan Ganjar, Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman bertekad mendorong perdagangan komoditas pangan yang diproduksi oleh para petani tanah air melalui regopantes.com.

“Tolong angkat regopantes.com ini ke tingkat nasional. Ini harus diintegrasikan sehingga pedagang untung, konsumennya pun tersenyum,” tegasnya.

Mentan memuji keberhasilan Pemprov Jateng untuk merintis kedaulatan pangan. Bahkan mengekspor sejumlah komoditas pangannya, seperti ekspor bawang merah Brebes.

“Kita hari ini ekspor bawang merah Brebes dari Jawa Tengah. Kita swasembada beras dan jagung di sini. Ini adalah dasar pondasi yang sangat bagus. Artinya kita bisa, kita mampu (berdaulat pangan),” pujinya.

Amran juga mendorong para petani untuk menggunakan asuransi pertanian. Karena asuransi pertanian membantu melindungi komoditas pangan yang mereka produksi dari potensi bahaya, seperti bencana banjir yang mengancam mereka gagal panen.

 

Penulis : Ar, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng/ Diskominfo Jateng

Berita Terkait