Ganjar Terus Serukan Ponpes Pelopor Antinarkoba dan Radikalisme

  • 27 Jul
  • Prov Jateng
  • No Comments

 

Purbalingga – Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP kembali mengajak pondok pesantren menjadi pelopor antinarkoba dan radikalisme. Hal itu disampaikan dalam acara Sarasehan pengasuh dan santri Pondok Pesantren Nurul Qur’an Desa Kedung Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga, Rabu (26/7).

Menurutnya, Indonesia saat ini masuk darurat narkoba yang ditandai dengan keberhasilan BNN dibantu TNI/ Polri mengungkap penyelundupan satu ton narkotika jenis sabu pada saat HUT Polri beberapa waktu lalu. Di hadapan ratusan santri dan pengasuh Ponpes Nurul Qur’an, Ganjar mengatakan dampak narkoba dapat menghancurkan mental dan moral generasi penerus yang akan berujung pada penguasaan negara ini oleh negara asing. Meski pintu-pintu masuk narkoba sudah diperketat pengamanannya, para bandar narkoba masih saja bisa memasukan barang haram tersebut karena lemahnya kekuatan iman SDM di Indonesia.

“Pintu-pintu masuk narkoba kita hajar sekarang, lebih diperketat, tapi caranya juga lebih banyak karena Pak  Buwas (Kepala BNN Budi Waseso) cerita pada saya, lha wong di dalam  penjara saja mereka masih bisa jualan. Bagaimana cara nawarinya? Karena SDM-nya yang tidak kuat imannya dan mata duitan,” katanya.

Lemahnya keimanan ini sering dimanfaatkan oleh bandar narkoba dengan iming-iming uang puluhan juta rupiah agar penjaga penjara membukakan pintu. Sehingga mereka bisa terus berjualan dan bertransaksi narkoba.

Oleh karenanya, kata Ganjar, Ponpes yang memiliki kelebihan dalam bidang keagamaan bisa membawa pengaruh positif di kalangan masyarakat dan menjadi benteng pemberantasan narkoba. Peran lain dari ponpes adalah membantu para pecandu narkoba pulih dari kecanduannya dengan melakukan rehabilitasi.

Tidak hanya pencegahan narkoba, ponpes juga memiliki peran dalam menyerukan anti radikalisme dan terorisme. Para santri dan pengasuh ponpes diminta untuk terus menyebarkan ajaran Islam yang rahmatan lilalamin. Sehingga akan terbangun toleransi yang tinggi di kalangan masyarakat.

“Santri-santri kalau diajak ngomong itu asyik. Dia kemudian memberikan hal-hal yang baik, dia mengajarkan dan mengajak mereka untuk berbuat baik,” ujarnya.

Ganjar berharap dengan peran ponpes dalam memerangi narkoba dan radikalisme ini nilai sila kedua Pancasila kemanusian yang adil dan beradab dapat diterapkan diseluruh lapisan masyarakat. Sehingga tercipta suasana yang damai dan gotong-royong tanpa memandang suku, ras, dan agama setiap individu, dan toleransi yang tinggi.

“Hari ini kita rindu suasana itu, kan ngeri kalau tidak,” tuturnya.

Dalam acara ini, Ganjar juga memberikan bantuan pembangunan kepada beberapa yayasan dan ponpes di eks Karesidenan Banyumas, diantaranya MTs Muhammadiyah Desa Kemrajen Kabupaten Banyumas sebesar Rp 60 juta, MI Ma’arif NU Al Muttaqim Desa Ponjen Kecamatan Karanganyar Kabupaten Purbalingga Rp 50 juta, Yayasan Mambaul Huda Desa Tanjungmuri Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga Rp 75 juta, Ponpes Nurul Qur’an Rp 75 juta, dan MTs Al Ma’soem Desa Kunci Kecamatan Sidareja Kabupaten Cilacap sejumlah Rp 60 juta.

 

Reporter : Kh, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

 

 

Berita Terkait