Ganjar Jamin Jabatan Kepala Sekolah Tidak Bayar

  • 18 Jul
  • Prov Jateng
  • No Comments

Semarang –  Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP meminta para guru atau siapa pun yang mengetahui adanya praktik suap untuk menjadi kepala sekolah, berani melaporkan kepada pihak berwajib. Bahkan pejabat yang terlibat suap dalam pengangkatan kepala sekolah, risikonya harus berurusan dengan gubernur dan hukum.

“Benarkah untuk kepala sekolah harus membayar? Jawaban mereka kalau mengaku nanti malah diancam,” ujar Gubernur Ganjar saat memberi sambutan pada Rakor Pembinaan dan Halal Bihalal Gubernur dengan Kepala SMA Negeri dan Swasta se-Jateng di Balai Ilmu Pardi Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, Selasa (18/7).

Terkait hal itu, gubernur menjamin tidak perlu membayar kepada siapapun untuk menduduki jabatan kepala sekolah. Artinya, jika gubernur yang meminta bayaran, silakan lapor pada yang berwajib. Kalau kepala dinas yang minta sejumlah uang, jangan takut juga untuk melaporkan kepada gubernur.

Ganjar mengatakan, pada umumnya guru takut pada kepala sekolah, sedangkan kepala sekolah takut pada yang mengangkat atau Kepala Dinas Pendidikan. Karenanya gubernur meminta para guru, masyarakat, maupun pihak lainnya agar tidak takut melaporkan praktik suap yang terjadi, terutama di bidang pendidikan.

“Saya nitip kepada bapak ibu jangan takut apalagi sama Ganjar Pranowo. Saya ingin mengajak bapak dan ibu komunikasi yang baik, saya ingin memastikan kejujuran, transparan, dan akuntabel,” terangnya.

Menurut dia, harus ada revolusi pendidikan atau perubahan mendasar yang bisa menjadi suatu pondasi kokoh guna meningkatkan kualitas pendidikan di Jateng. Sehingga ada spirit besar bagaimana bersama-sama mengawal para siswa yang merupakan investasi sumber daya manusia Indonesia.

“Saya mau prestasi belajar siswa meningkat dan kejujuran selalu ada. Maka bagaimana budi pekerti bisa masuk dalam mata pelajaran,” katanya.

Dalam rakor yang dihadiri 848 kepala sekolah dari SMA negeri dan swasta se-Jateng itu, Ganjar juga meminta para orang tua murid turut memantau dan mencermati segala kebijakan sekolah. Terutama yang terindikasi pungutan liar.

“Saya ingin tradisi ini terus dilakukan. Termasuk saya malau datang ke sekolah jangan disanguni. Cukup disambut dengan gembira, sekolah menyampaikan program yang berhasil atau anak didiknya berprestasi. Itu sudah sangat menyenangkan. Kalau kepala dinas datang minta sesuatu yang aneh-aneh jangan diberi. Kalau tetap nekat laporkan ke saya,” pintanya.

Mantan anggota DPR RI itu berharap saat ini dan ke depan anak-anak usia sekolah di Jateng bisa mengenyam pendidikan yang baik. Para guru berinovasi, menciptakan berbagai kreasi dalam mengajar, mampu menciptakan kenyamanan sehingga proses kegiatan belajar mengajar berlangsung lancar dan para siswa merasa senang berada di sekolah.

“Kalau ada murid yang bertanya wajib dijawab apa pun pertanyaannya. Meski seringkali pertanyaan itu diulang-ulang, pertanyaan yang cuma mengetes guru, maupun pertanyaan serius. Apalagi di era digital seperti sekarang, akses informasi dari internet luar biasa derasnya,” bebernya.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait