Cerita Hafidin Tak Peroleh Bantuan Keliru

  • 14 Sep
  • Prov Jateng
  • No Comments

Banjarnegara – Wajah Hafidin (10) tampak ceria, senyumnya langsung mengembang menyambut kedatangan Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP di tempat tinggalnya di Desa Kebutuhjurang RT 1 RW 8, Kecamatan Pagedongan, Kabupaten Banjarnegara, Kamis (14/9) sore.

Bocah yang dikabarkan bekerja untuk menghidupi ibunya Biyah serta kakeknya Sumedi, tanpa canggung berbincang dengan orang nomor satu di Jawa Tengah. Duduk diapit ibu dan kakeknya, siswa kelas V SDN 1 Kebutuhjurang itu tampak senang bertemu dan berjabat tangan dengan gubernur.

“Saya sekarang kelas V SD. Sepulang sekolah biasanya bermain. Kadang-kadang membantu tetangga yang meminta tolong dibelikan kopi, gula, atau lainnya di warung sekitar rumah,” terangnya.

Dari membantu tetangga ke warung, bocah yang bercita-cita menjadi polisi tersebut mendapatkan upah Rp 1.000-Rp 2.000. Kegiatan membantu tetangga itu tidak setiap hari dan hanya dilakukan sepulang sekolah, sehingga tidak menganggu aktivitasnya menuntut ilmu ataupun menyita waktu bermain bersama teman-temannya.

“Membantu tetangga cuma kadang-kadang dan hanya kalau siang. Saat malam saya tidak pernah. Uang dari upah itu untuk jajan dan kadang membeli sayur. Kalau biaya sekolah gratis,” imbuhnya.

Sementara itu, Biyah, ibunda dari Hafidin, mengatakan untuk kebutuhan makan sehari-hari ia mendapat pemberian kerabat dan para tetangga. Bahkan listrik untuk penerangan rumah berukuran sekitar 6×10 meter milik kakaknya itu dialirkan dari rumah tetangganya.

Ibu satu anak itu sejak beberapa tahun terakhir ini mengalami rematik, sehingga tidak dapat bekerja untuk menafkahi keluarganya. Demikian pula kakek Hafidin, Semedi kondisi fisiknya tidak memungkinkan bekerja karena faktor usia.

Semedi mengaku selama ini terbantu oleh bantuan dari pemerintah seperti pembagian beras untuk warga miskin (raskin), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS), Program Keluarga Harapan (PKH) Rp 1,7 juta per tahun. Bahkan Presiden Joko Widodo menyalurkan bantuan sebesar Rp 30 juta, dengan rincian Rp 20 juta untuk membangun rumah dan Rp 10 juta untuk pendidikan Hafidin.

“Mumpung saya sedang di Banjarnegara, saya sekalian menengok karena beritanya kemarin serem banget,” ujar Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP di sela-sela kunjungan ke tempat tinggal Hafidin sekeluarga.

Berita di media online, lanjut gubernur, Hafidin diceritakan bekerja membantu orang tua yang tidak bisa bekerja sama sekali dan tidak mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah. Namun setelah pemprov menghubungi Dinsos melalui Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), ternyata tidak benar cerita itu.

Hafidin yang telah ditinggal sang ayah untuk selama-lamannya sejak berusia 5,5 tahun, memang tidak memiliki rumah dan menempati rumah kerabat yang kosong. Rumah peninggalan ayah Hafidin yang berada tidak jauh dari tempat itu telah roboh akibat rusak dan tidak mampu memperbaiki.

“Kemudian pemerintah provinsi membantu bangunkan rumah. Saya ingin meluruskan dan meyakinkan, Alhamdulillah bantuan sudah dapat, bahkan presiden juga ikut membantu. Khusus untuk bantuan pendidikan Hafidin dikelola oleh kadesnya,” beber Ganjar.

Selain itu, keluarga kecil ini juga memiliki hampir semua kartu jaminan dari pemerintah seperti KIP, KIS, PKH, beras untuk warga miskin (raskin), dan bantuan sosial lainnya.

“Makanya saya heran waktu muncul di media adanya berita itu, malah muncul lagi rumahnya belum dibangun sama sekali rumahnya memang tidak dipakai karena sudah ambruk,” imbuhnya.

Kedatangan gubernur ke tempat tinggal Hafidin, selain ingin melihat kondisi keluarga bocah yatim tersebut, juga meluruskan berita yang tersiar di media online. Namun gubernur juga senang karena dengan adanya berita tentang kemiskinan tersebut akhirnya semua melihat. Selain uang tunai dari Presiden Joko Widodo, Pemprov Jateng sudah menyiapkan pembangunan rumah dan bantuan lainnya.

“Saya hanya meluruskan, mungkin kecil buat orang, tapi besar untuk saya karena ini cerita kebenaran. Kebenaran tidak boleh diceritakan bengkok apapun namanya dan sekecil apapun,” tandasnya.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

 

Berita Terkait