Bukit Gundul, Warga Minta Dam

  • 16 May
  • Prov Jateng
  • No Comments

Grobogan – Bukit milik Perhutani yang kondisinya sudah gundul dikeluhkan warga Klambu, Kabupaten Grobogan. Mereka menganggap hal itu yang mengakibatkan banjir.

Keluhan tersebut disampaikan Kepala Desa Klambu, Wiyanti, saat acara Sarasehan Gubernur Jawa Tengah Dengan Kepala Desa se-Kabupaten Grobogan di Pendapa Bupati Grobogan, Senin (15/5). Menurutnya, saat terjadi hujan lebat, terutama di wilayah Sukolilo, Pati, membuat air hujan tidak dapat tertampung dan mengalir ke kawasan permukiman.

“Kalau banjirnya siang masih bisa siap-siap untuk mengungsi. Tapi kalau banjirnya malam hari dipastikan air masuk ke rumah dengan ketinggian sekitar 50 cm,” ungkapnya.

Wiyanti juga sudah mengomunikasikan permasalahan tersebut kepada Perhutani, namun saat ini bukit tersebut hanya ditanami dengan pohon kayu putin yang tidak cukup untuk menyerap air hujan. Untuk itu, dia meminta Gubernur H Ganjar Pranowo SH MIP untuk membuatkan dam kecil untuk menahan air hujan. Air yang tertampung itu pun dapat digunakan warga untuk pengairan.

Wiyanti juga meminta agar dibuatkan jembatan gantung di Desa Terkesi yang menjadi penghubung antardukuh yang terbelah oleh Sungai Lusi. Keberadaan jembatan tersebut mempermudah akses warga, terutama untuk pemakaman warga yang saat ini mesti menaiki perahu untuk melintasi sungai.

“Saya sudah konsultasikan ke Ibu Bupati tapi ada kekurangan anggaran. Sehingga saya minta ke Pak Gubernur untuk bisa menganggarkan,” ujarnya.

Gubernur Ganjar Pranowo yang mendapat keluhan dari kepala desa menjelaskan penyelesaian masalah banjir yang sering melanda Kecamatan Klambu harus dikomunikasikan dengan pihak-pihak terkait, seperti Perhutani dan Pemkab Pati. Sehingga, mereka juga merasa bertanggung jawab.

“Yang Perhutani ya kita ajak ngomong, Perhutani kita suruh tanggung jawab juga. Yang ke Pati kita mesti ngobrol sama Pati, kalau tidak merespon, tidak apa-apa nanti  saya yang ajak ngomong,” katanya.

Sementara itu terkait dengan pembangunan jembatan gantung, pihaknya akan menyampaikan kepada pemerintah pusat yang memiliki program pembuatan jembatan gantung.

“Untuk jembatan gantung nanti biar saya mintakan ke pusat itu ada program jembatan gantung,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ganjar meminta para kepala desa untuk berhati-hati menggunakan dana desa. Penggunaan dana tersebut harus transparan dan akuntabel serta melibatkan peran aktif masyarakat. Bagaimana pun pihak desa mempunyai kewajiban untuk mendidik masyarakatnya tentang pengelolaan dana desa yang diterima.

 

Reporter : Kh, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait