“Aja Kayak Aku, Ora Bisa Dadi Gubernur”

  • 27 Apr
  • Prov Jateng
  • No Comments

Temanggung – “Siapa di antara ibu-ibu di sini yang menikah muda?”

Seorang ibu paruh baya bernama Sugiyati spontan mengangkat tangan, menjawab pertanyaan Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP pada acara Pencanangan Kampung KB Daun Mas Kencono Desa Wonosari Kecamatan Bulu, di Pendapa Desa Bulu, Kamis (27/4) itu. Dia mengaku menikah pada usia 15 tahun.

Mendengar jawaban itu, Ganjar lantas bertanya, hingga kelas berapa Sugiyati bersekolah. Dengan polos, Sugiyati membeberkan di sekolah dasar pun dia tidak tamat.

Kula namung dugi kelas tiga SD. Dados mboten tamat SD. Ijazahe kula namung ijazah bebas tiga buta,” kata ibu tiga anak itu.

Lebih jauh, Ganjar menelisik, apakah ada anak Sugiyati yang sudah menikah. Sugiyati yang kini menjadi kader PKK itu menuturkan, anak keduanya menikah pada usia yang sama dengan dirinya.

Mendengar jawaban itu, Ganjar lantas meminta Sugiyati memberikan contoh bagaimana cara menyosialisasikan pencegahan pernikahan dini. Awalnya, dia bingung karena menjadi salah satu pelaku pernikahan dini. Namun, beberapa saat kemudian, dengan dibantu Miftah yang berperan sebagai anak yang dipaksa menikah orang tuanya di usia sekolah, Sugiyati bisa menyampaikannya, meski grogi.

Aja gelem dinikahke. Kowe sekolah dhisik. Kejar cita-citamu. Mengko ndak kaya aku. Sekolah ora lulus, ora bisa dadi Gubernur,” tuturnya diiringi tawa tamu yang hadir.

Gubernur Ganjar Pranowo didampingi Ketua TP PKK Provinsi Jawa Tengah Hj Atikoh Ganjar Pranowo menuturkan, contoh sosialisasi yang dilakukan Sugiyati, benar-benar konkret terjadi di masyarakat. Karenanya, pemerintah kini tengah gencar membentuk kampung Keluarga Berencana (KB), sebagai sarana untuk mengelola masalah kependudukan. Di dalamnya tidak hanya KB, tapi juga ada berbagai kegiatan yang mendukung keberhasilan program KB. Antara lain, Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja, serta meningkatkan pemberdayaan keluarga.

“Kebeh nyengkuyung, pripun supados program KB saged mlampah kanthi sae,” ujarnya.

Keberhasilan program KB sangat penting artinya, terutama menyambut bonus demografi di Indonesia yang diprediksi terjadi pada 2020-2030. Jika berhasil mengelola penduduk, maka negara akan maju. Sebaliknya apabila tidak, kejahatan menjadi ancaman yang muncul.

“Tahun 2020-2030 niku wonten bonus demografi. Mbledos niku. Penduduke akeh banget. Umure enom kabeh. Usia produktif kabeh. Nek Indonesia ngelolane bener, negarane maju. Ning nek gagal dikelola, sing sibuk pak polisi kalih pengadilan merga akeh kejahatan,” urainya.

Mengingat pengelolaan penduduk harus berhasil, Ganjar berharap daerah yang sudah dicanangkan sebagai Kampung KB, bersedia menyosialisasikan program KB dengan lebih intensif. Keberhasilan program KB diharapkan dapat menjadi sarana untuk memperbaiki kualitas SDM masyarakat Indonesia.

 

Penulis : Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait