“Aja Gelem Kejlungup Bareng”

  • 20 Sep
  • Prov Jateng
  • No Comments

Surakarta – “Nilai dasar apa yang sekarang diharapkan dari ASN?”

Pertanyaan itu dilontarkan oleh Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP saat memberikan pengarahan kepada sejumlah kepala daerah dan sekretaris daerah dari kabupaten/ kota se-Jawa Tengah pada Forum Diskusi dan Sosialisasi Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara di Alila Hotel, Selasa (19/9). Pemerintahan yang bersih dan revolusi mental pun menjadi jawaban yang paling banyak disuarakan oleh para peserta.

Gubernur Ganjar Pranowo kembali menanyakan, implementasi seperti apa yang harus dilakukan ASN sebagai agen pembangun pemerintahan yang bersih. Secara khusus, orang nomor satu di Jawa Tengah itu meminta Plt Wali Kota Tegal HM Nursoleh berbagi pengalaman ketika menghadapi tantangan membangun good governance dan clean government di Pemerintah Kota Tegal usai kepala daerahnya Hj Siti Masitha terkena Operasi Tangkap Tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada akhir Agustus lalu.

“Apa yang bisa kita pelajari dari Pemkot Tegal untuk memperbaiki pemerintahan, supaya ASN pun tenang, nyaman nyambut gawene?,” pertanyaan itu ditujukannya kepada Plt Wali Kota Tegal Nursoleh.

Nursoleh pun menjawab yang tidak boleh dipraktikkan adalah perilaku-perilaku terdahulu yang negatif. “Seperti pengatur proyek dan makelar jabatan yang marak. Itu harus dicegah. Paling tidak diminimalisasi,” tegasnya.

Ganjar menjelaskan, beberapa kepala daerah di Indonesia terjerumus praktik korupsi karena biaya politik yang dikeluarkan saat masa kampanye amat besar.  Mereka pun mencari sumber-sumber dana yang bisa digunakan untuk memperkaya diri, meski tahu bahwa perbuatan itu melanggar hukum.

Mantan anggota DPR RI itu pun menceritakan usulan yang pernah disampaikan oleh akademisi asal Universitas Airlangga, Dr Haryadi, di mana sistem penggajian kepala daerah dan ASN mesti diperbaiki. Sebab, ketika gaji kepala daerah dan ASN sudah sangat mencukupi, mereka tidak mudah tergoda untuk melakukan korupsi.

“Akademisi dari Unair Dr Haryadi bercerita kepada saya agar pemda itu tidak korupsi ya bikin saja pemda seperti KPK bayarannya. KPK itu gajinya sekitar Rp 150-170 juta. Kalau mereka bayarannya segitu, diajak untuk tidak korupsi lebih gampang,” bebernya.

Ganjar menutukan, ASN sebenarnya patuh dengan komando pimpinannya. Untuk itu, pimpinan haruslah menjadi teladan dalam membangun good governance dan clean government. Sebaliknya, apabila pimpinan justru tidak mampu mencontohkan diri sebagai sosok yang penuh integritas, pemerintahan akan makin terpuruk karena ASN-nya juga tidak menjunjung integritas.

“ASN sebenarnya gampang dikomando, tinggal bagaimana pucuk pimpinannya mampu memberi contoh. Kalau pucuk pimpinannya mengajak sesat, bisa jadi semuanya akan kejlungup bareng-bareng karena mereka tidak bisa nolak. Maka inilah yang kita sebut sebagai revolusi mental. Punishment-nya harus kencang,” tegas alumnus UGM itu.

Senada dengan Ganjar, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP yang hadir pada acara tersebut juga mengimbau para ASN untuk meninggalkan layanan birokrasi konvensional yang berbelit-belit.

“Layanan birokrasi yang berbelit-belit, tidak inovatif, mari kita tinggalkan. Reformasi birokrasi bukan hanya tuntutan masyarakat, tetapi memang kebutuhan kita semua untuk bangun pemerintahan yang lebih baik,” imbau ketua Forum Sekretaris Daerah Seluruh Indonesia (Forsesdasi) itu.

Ketua Komisi ASN Prof Sofyan Effendi menambahkan, untuk meningkatkan kualitas ASN, perlu pendidikan dan pelatihan (diklat). Bertambahnya kompetensi ASN semakin mengokohkan integritasnya.

“Berikanlah diklat dan pelatihan-pelatihan agar kompetensinya meningkat. Sehingga mereka bisa menjadi ASN kelas dunia. Kalau kita ini mau meningkatkan mutu ASN hanya dengan semata-mata mengandalkan rekrutmen CPNS, maka kapan kita bisa mengharapkan mereka untuk menjadi eselon I atau JPT karena diperlukan minimal 15-20 tahun untuk itu,” pungkasnya.

 

Penulis : Ar, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait