Sekolah Diminta Jemput Bola Calon Siswa Miskin

  • 13 Jun
  • Prov Jateng
  • No Comments

Semarang – Pihak sekolah, khususnya SMA/ SMK Negeri di Jawa Tengah diminta aktif mencari siswa miskin lulusan SMP yang tidak bisa melanjutkan sekolah karena kendala biaya. Sehingga seluruh sekolah bisa memenuhi kuota siswa miskin minimal 20 persen dari siswa yang diterima.

Hal tersebut disampaikan anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Tengah Muh Zen Adv, pada Dialog Interaktif Jateng Siap Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online, yang berlangsung di Studio Mini Kantor Gubernur Jawa Tengah, Selasa (13/6). Ditambahkan, angka partisipasi kasar (APK) pendidikam SMA/ SMK di Jawa Tengah masih 84 persen. Artinya, masih ada 26 persen lulusan SMP yang tidak melanjutkan sekolah, salah satunya karena faktor biaya.

Kuota 20 persen untuk siswa miskin, kata Zen, semestjnya dioptimalkan sehingga dapat mengangkat siswa miskin untuk memperbaiki masa depannya. Sebab, jika mereka dibiarkan tidak bersekolah, dikhawatirkan akan menjadi gelandangan.

“Ini komitmen kita. Orang kurang mampu ingin agar anaknya dibebaskan dari biaya sekolah. Sehingga ke depan ada progress lebih baik. Saya berharap pihak sekolah jemput bola siswa miskin, tidak menunggu. Kalau menunggu, tidak akan mampu mencapai kuota 20 persen itu,” tegasnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah Drs Gatot Bambang Hastowo MPd menyampaikan pihaknya sudah membuat ketentuan agar sekolah menyediakan kuota 20 persen untuk siswa miskin. Rohnya adalah bagaimana membebaskan siswa miskin tersebut dari biaya pendidikan, sehingga mereka memiliki peluang untuk memperbaiki perekonomian keluarganya.

Namun, untuk pemenuhan kuota diserahkan kepada masing-masing sekolah. Yang jelas, standar nilai untuk siswa miskin ditentukan minimal 24. Pada tahap seleksi, mereka akan bersaing dengan siswa miskin lainnya.

Tidak hanya siswa miskin, imbuh Gatot, pada PPDB tahun ini, juga diatur mengenai rayonisasi. Bahkan siswa di lingkungan sekitar sekolah mendapat poin tambahan nilai lingkungan. Dengan begitu diharapkan muncul sekolah-sekolah favorit di “pinggiran”, yang pada akhirnya memecah kepadatan lalu lintas di pusat kota.

Diakui, dengan sistem online, PPDB akan lebih transparan dan bisa dipertanggungjawabkan. Sebab, calon siswa bisa memantau langsung peringkat di masing-masing sekolah sesuai dengan nilai yang masuk. Mereka pun bisa menentukan sekolah mana yang akan dituju berdasarkan pemeringkatan tersebut. Pemantauan tidak hanya bisa dilakukan per hari atau per jam, tapi dapat pula per menit atau bahkan per detik karena pergerakannya cepat.

“Jika nilainya mepet, sementara masih ada kemungkinan ada pendaftar yang nilainya lebih besar, mereka bisa segera menentukan sikap. Ini sekaligus latihan calon pimpinan,” ungkapnya.

Kepala SMK Negeri 3 Semarang Drs Wiharto MPd pihaknya berkomitmen menyediakan kuota 20 persen untuk siswa miskin. Bahkan, nilai mereka tidak disandingkan dengan peserta nonmiskin. Mereka akan bersaing dengan nilai sesama siswa miskin, sehingga bisa jadi ada gap nilai antara siswa miskin dan nonmiskin.

“Tahun lalu, nilai 24 saja bisa diterima. Tapi, yang lain tidak boleh meri (iri),” katanya.

Pihaknya, imbuh Wiharto, tetap berpedoman pada petunjuk teknis (juknis) PPDB yang dibuat Disdikbud Provinsi Jawa Tengah. Mereka juga berupaya menyosialisasikan aturan PPDB kepada masyarakat, termasuk melalui Kepala SMP, untuk disosialisasikan kembali ke siswanya.

“Kami tidak boleh menghambat masyarakat untuk tahu. Justru mereka harus tahu,” tegas Wiharto.

Sementara itu, Direktur PT Telkom Divre Jateng-DIY Joko Raharjo selaku pihak penyedia layanan PPDB menyatakan sistem yang digunakan pada PPDB tahun ini sudah siap. Tidak ada gangguan sistem karena isu listrik. Bahkan pihaknya membantu aksesibilitas para siswa yang hendak mendaftar.

“Mereka yang tinggal di titik-titik tertentu yang tidak bisa mengakses internet, bisa menghubungi kantor-kantor Telkom. Bahkan peserta didik yang datang akan diberikan password tertentu agar biaa mengakses Wifi dengan koneksi yang cepat. Komitmen kami ingin menyukseskan PPDB tanpa hambatan. Apalagi masalah teknis,” tandasnya. (Ul, Diskominfo Jateng)

 

Berita Terkait