Keluarga, Sekolah Utama Ciptakan Generasi Unggul 

  • 27 Jan
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Dalam kondisi apapun, orang tua dituntut tetap bisa mendidik anak menjadi generasi unggul. Komunikasi yang baik dengan si buah hati mutlak diperlukan, khususnya saat pandemi seperti sekarang.
Tentu, tetap melakukan komunikasi yang baik dengan si buah hati, termasuk dengan menyesuaikan diri dalam masa pandemi.
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Jawa Tengah, Atikoh Ganjar Pranowo menyampaikan hal itu saat diskusi secara daring bersama RSUD Ajibarang Banyumas, Rabu (27/1/2021).
Hadir dalam diskusi itu, Ketua TP PKK Banyumas Erna Husein, Direktur RSUD Ajibarang Banyumas dr Widyana Grehastuti, Dr dr Edward KS yang membahas Aspek Etikolegal Penanganan Masalah Remaja, Rahmawati Wulansari psikolog Unsoed, dr Muhammad Zul Aziz, hingga dr Okto Prihermes dari RSUD Ajibarang.
Menurut Atikoh, sebagai orang tua hendaknya bisa memberikan yang terbaik untuk anak. Di antaranya, meluangkan waktu dari kesibukan untuk memperhatikan aktivitas anak atau remaja.
“(Orang tua) jadilah pendengar. Pahami kebutuhan remaja. Bangun emotional bonding,” kata Atikoh dalam paparannya.
Selain itu, orang tua juga harus menjaga keharmonisan keluarga, beri teladan menjalankan kehidupan beragama, serta mengembangkan wawasan mengenai mendidik anak sesuai tahap perkembangannya. Orang tua hendaknya mengoptimalkan sekolah online dan komunitas sebagai sarana pengembangan mental, moral, sosial dan bakat.
“Orang tua juga dituntut untuk paham teknologi. Insyaallah nanti kalau kita melakukannya dengan ikhlas dan baik, akan terbentuk generasi unggul,” harap Atikoh.
Ditambahkan, keluarga hendaknya menjadi guru atau sekolah utama bagi anak-anak dan seluruh anggota keluarga. Maka tak heran jika kebiasaan orang tua akan mempengaruhi perkembangan anak. Seperti mendongengkan kisah inspiratif saat anak masih kecil, kemudian keluarga menjadi tempat diskusi apapun, belajar ilmu pengetahuan dan teknologi, mengajarkan interaksi sosial. Bahkan, keluarga juga pembentuk konsep kreatif.
“Mengisi waktu luang itu secara produktif dan positif. Disesuaikan dengan kegemaran anak,” imbuhnya.
Atikoh mengingatkan orang tua agar dalam mendekati anaknya, menyesuaikan dengan usia anak. Misalnya, cara mendekati anak yang berusia SMP, jelas beda dengan anak berusia SMA. Semakin dewasa anak, metode mendidik bisa dengan memperbanyak diskusi. Sehingga anak-anak Jawa Tengah akan bisa menjadi agents of change, agents of development, dan agents of modernization. 
“Untuk menuju generasi emas 2045 yang unggul,” harap Atikoh.
Psikolog Rahmawati menambahkan, jalinan komunikasi yang baik antara orang tua dan anak merupakan hal yang bagus untuk perkembangan buah hati.
“Supaya terbentuk trust. Trust itu mahal harganya,” kata Rahmawati. (Ak/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait