9 Tahun Memimpin, Wali Kota Magelang Sampaikan Keberhasilan

  • 18 Feb
  • yandip prov jateng
  • No Comments

MAGELANG – Sembilan tahun memimpin, Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito menyampaikan keberhasilan yang telah diraih, di Gedung Wiworo Wiji Pinilih Magelang, Senin (17/2/2020). Sejak periode pertama 2010-2015 dan kedua 2016-2020, perubahan Kota Magelang lebih baik, dari segi fisik maupun nonfisik.

Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito menyampaikan, refleksi itu merupakan progres reportnya selama sembilan tahun memimpin Kota Magelang. Dari segi fisik, ada beberapa capaian strategis yang dirasakan, antara lain pembangunan kembali Pasar Rejowinangun, Universitas Tidar berhasil menjadi universitas negeri, penataan pedagang kaki lima (PKL) khususnya kuliner, penataan taman kota, status Gunung Tidar jadi kebun raya. Kemudian, pembangunan kawasan strategis yakni kawasan sentra ekonomi Lembah Tidar, kawasan Gelora Sanden, kawasan Alun-alun dan Taman Kyai Langgeng.

Walau begitu, Sigit mengakui ada beberapa hal yang masih belum tercapai.

“Masih banyak ‘PR’ kita untuk mengentaskan kemiskinan, memajukan kota, kesejahteraan rakyat maupun lainnya,” kata Sigit, didampingi Wakil Wali Kota Magelang Windarti Agustina dan Sekretaris Daerah Joko Budiyono.

Karenanya, wali kota mengajak para unsur pimpinan untuk berpikir visioner, berpikir maju mengelola kota. Bagaimana pun, keberhasilan tersebut tidak hanya kinerja wali kota dan wakil wali kota, tapi juga seluruh jajaran, stakeholder, maupun masyarakat.

“Pada saat saya menjabat, angka penganggurannya delapan koma sekian persen, sekarang empat koma sekian persen. Angka kemiskinan yang tadinya 15 persen, sekarang menjadi tujuh persen. Insyaallah nanti saya mengakhiri (masa jabatan) bisa turun lagi,” katanya.

Kepala Bappeda Kota Magelang Joko Soeparno mengungkapkan, sesuai dengan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), pembangunan Kota Magelang diarahkan sebagai Kota Jasa. Ada tiga bidang jasa, yakni pendidikan, kesehatan dan perdagangan.

Capaian selama sembilan tahun ini yang sesuai target tidak hanya aspek fisik, namun juga nonfisik. Aspek nonfisik bisa diamati melalui Indikator Makro Daerah.

“Indikator ini bisa dilihat misalnya pada pertumbuhan ekonomi Kota Magelang yang terus meningkat, yakni tahun 2018 sebesar 5,59 persen dari 5,42 persen (2017) dan 5,18 persen (2016),” kata Joko.

Kemudian, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita Kota Magelang 2018 Rp 67,2 juta per kapita, dari sekitar Rp 62 juta pada 2017 lalu. Angka kemiskinan Kota Magelang pun menunjukkan penurunan yakni 7,46 persen (2019).

Adapun Indeks Pembangunan Manusia pada 2018 tercatat sebesar 78,31, tingkat pengangguran terbuka sebesar 4,43 persen. Di sisi lain, inflasi bisa terkendali pada angka dibawah tiga persen.

“Kondusivitas wilayah secara umum juga terjaga,” imbuhnya.

Selain itu, gejolak dari masyarakat bisa diminimalisasi. Hubungan eksekutif dan legislatif juga bisa terjaga keharmonisannya. Selama ini Kota Magelang juga tidak mengalami bencana yang berakibat fatal.

Perhatian pada aspek pendidikan dan kesehatan juga menjadi prioritas, terutama pada periode kedua, dengan adanya program pendidikan gratis dan pemberian layanan kesehatan bagi masyarakat. Kesejahteraan ASN juga menjadi perhatian.

 

Penulis : pro/kotamgl

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait