Dinkes Kota Pekalongan Fokus Atasi Masalah Stunting

  • 20 Jan
  • yandip prov jateng
  • No Comments

Kota Pekalongan – Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat saat ini fokus mengatasi masalah stunting atau gangguan pertumbuhan kronis pada anak balita (bawah lima tahun) akibat kekurangan asupan nutrisi atau malnutrisi dalam waktu cukup lama (kerdil). Masalah stunting menjadi salah satu prioritas masalah kesehatan yang terus ditekan. Sehingga, generasi muda Kota Pekalongan ke depan diharapkan lebih sehat, cerdas dan berdaya saing.

Kepala Dinkes Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto, SKM,MKes, mengungkapkan bahwa angka stunting di Kota Pekalongan masih dibawah angka nasional yakni sebesar 30 persen. Sehingga, pihaknya terus berupaya menangani masalah gizi tersebut dengan terus memberikan edukasi dan melancarkan program pencegahan kepada masyarakat.

“Untuk angka stunting di Kota Pekalongan ini sebetulnya ada dua versi yaitu versi Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan penurunan menjadi 18 persen, sementara berdasarkan hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) yang kami lakukan setahun dua kali di angka 8 persen. Namun, kami lebih mengacu pada hasil PSG yang 8 persen ini karena angka tersebut mengcover hampir 90 persen jumlah balita yang ada di Kota Pekalongan, sedangkan Riskesdas merupakan hasil sampling dari 300 rumah tangga,” ucap Budi.

Budi menambahkan Pemerintah Kota Pekalongan mendorong segala langkah strategis dalam upaya pencegahan stunting. Pihaknya menyatakan terus berupaya menangani masalah stunting tersebut agar tidak muncul kembali kasusnya di masa yang akan datang.

“Penanganan stunting ini harus dilakukan secara komprehensif dengan mulai mempersiapkan calon wanita usia subur agar tetap sehat. Upaya yang kami lakukan diantaranya untuk remaja putri usia sekolah, kami telah memberikan tablet Zat Besi (FE) untuk mencegah anemia. Selanjutnya, bagi calon pengantin, kami rutin berikan penyuluhan, bagi ibu hamil ditangani dengan baik. Disamping itu, kelas ibu hamil ini sangat penting untuk mempersiapkan kehamilan, merawat bayi hingga balita,” papar Budi.

Menurut Budi, pencegahan anak agar tidak mengalami stunting adalah dengan rutin pemberian vitamin A setahun dua kali untuk menjadikan bayi dan balita tersebut aktif dan produktif, dan pemenuhan gizi yang tepat.

“Terjadinya kasus stunting ini terjadi karena ketidaktahuan orangtua akan pemenuhan nutrisi gizi yang tepat untuk anaknya. Sehingga, kami sarankan untuk tetap memberian makanan tambahan untuk pemenuhan balita juga penting dilakukan serta pemberian tablet Zinc untuk mengatasi balita yang mengalami diare. Stunting ini harus diobati dengan mengobati infeksi yang terjadi,” pungkas Budi.

(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan

Berita Terkait