Dewi Sri Sampai Dewi Minapolitan Ramaikan Klaten Lurik Carnival

  • 04 Aug
  • bidang ikp
  • No Comments

KLATEN– Warga menyemut di sepanjang jalan protokol Kota Klaten. Ajang tahunan Klaten Lurik Carnival (KLC) itu tidak disia-siakan warga, untuk menyaksikan lenggak-lenggok peserta mengenakan busana lurik berwarna warni sambil menari, mengusung tema Klaten Kota Bunga Sejuta Warna, Sabtu (3/8/2019).

Teriknya mentari tak menyurutkan semangat warga yang menunggu 40 kontestan melintas di jalan. Karpet merah sepanjang 50 meter persis di depan panggung kehormatan tempat Bupati Klaten Sri Mulyani, jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), pejabat, dan sejumlah tamu mancanegara, menjadi titik perhatian ribuan pasang mata. Di karpet itu pula, masing-masing kontestan dengan personel 20 sampai 30 orang itu beraksi mengusung tema daerah atau misi dalam kemasan cerita daerah.

Kontestan Kecamatan Kemalang mengusung lakon Dewi Sri, lambang padi dan kemakmuran. Kecamatan Bayat membawakan cerita Ande Ande Lumut, dan Prambanan mengangkat tema Roro Jonggrang. Sedangkan Polanharjo yang kaya ikan dan wisata air mengambil tema Dewi Minapolitan. Potensi lurik dalam konsep Klaten Kota Bunga Sejuta Warna terpadu dalam tari dan musik itu menjadi kiat Pemkab Klaten meneguhkan menjadi Kabupaten Lurik dengan konsep penataan taman taman kota bunga.

Kepala Dinas Komunikasi Informatika Klaten Amin Mustafa menyampaikan, melalui KLC ini Pemkab Klaten ingin membuat branding kalau Klaten adalah Kabupaten Lurik. Sentra lurik seperti Pedan, Cawas, Trucuk, Bayat, Karangdowo, Juwiring adalah penghasil lurik yang menggerakkan ekonomi dengan menyumbang tenaga kerja yang tidak sedikit.

“Hal ini yang ingin kita jaga. Termasuk monumen lurik di tengah Kota Klaten agar masyarakat luar tahu telah memasuki Kabupaten Lurik,” jelasnya.

Ditambahkan, sejak 12 tahun terakhir, setiap Kamis ASN Klaten wajib mengenakan lurik saat bekerja. Kreasi lurik pun semakin banyak, baik corak maupun bahan yang digunakan. Karenanya, Amin berharap agar masyarakat yang singgah maupun melintasi Klaten, menyempatkan membeli kain lurik yang banyak dijual di sepanjang Jalan Yogya-Solo.

“Atau silakan mampir di showroom Dekranasda untuk belanja lurik dan hasil potensi unggulan lain, seperti handycraft, makanan khas Klaten, atau batik,” ujar Amin.

Hiburan Rakyat KLC yang dinanti ribuan warga benar-benar menjadi hiburan. Dyah (60) warga Mlinjon,Tinggalan, Klaten, rela berdesakan untuk menyenangkan cucunya.

“Saya nonton karnaval lurik bersama anak dan cucu. Semua kontestan bagus. Lebih bagus ketika semua kontestan bisa beraksi di sepanjang jalan sehingga lebih atraktif dan menghibur,” jelasnya.

Tidak saja menghibur, ajang KLC juga dimanfaatkan masyarakat berfoto dengan peserta, khususnya anak anak.

“Tadi sudah janjian dengan teman untuk nonton KLC habis sekolah. Senang bisa foto bersama para penari dengan baju yang lucu dan unik bercorak lurik. Kalau acara karnaval bisa dilaksanakan di waktu liburan sekolah, pasti lebih ramai,” kata Lutfi (11) yang datang bersama tiga rekannya.

Penulis : Joko Priyono Diskominfo Klaten

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait