Kementerian PAN-RB Dorong Sentra, dan Sentra Terpadu Replikasi Inovasi Batik Ciprat

  • 07 Mar
  • yandip prov jateng
  • No Comments

TEMANGGUNG – Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) menyelenggarakan kegiatan Pembelajaran Inovasi ke Sentra Terpadu Kartini di Temanggung, Rabu, (6/3/2024).
Sentra Terpadu Kartini di Temanggung dipilih, karena prestasinya dalam inovasi pelayanan publik yang berhasil memenangkan TOP 99 Inovasi melalui inovasi, “Mencapai Nol Kerentanan Melalui Shelter Workshop Peduli (SWP) Batik Ciprat.”
Asisten Deputi Koordinasi dan Fasilitasi Strategi Pengembangan Praktik Terbaik Pelayanan Publik Kementerian PAN RB, Ajib Rakhmawanto menuturkan, kegiatan ini merupakan tindaklanjut dari program penciptaan inovasi, agar inovasi-inovasi Kementerian Sosial dapat terus berkembang dan tersebar luas.
Ia mengatakan, Program Replikasi inovasi pelayanan publik di tahun 2024 digelar untuk mendorong kompetensi, dan pembinaan inovasi pelayanan publik yang sudah dihasilkan.
“Selama 10 tahun, kami menghasilkan 1.065 inovasi, ini akan sangat sayang sekali apabila inovasi terbaik ini tidak ditularkan dan disebarluaskan di tempat lain. Dan Kemensos menjadi program inovasi yang kami pilih, karena di data kami selalu aktif menghasilkan inovasi-inovasi, dan juga sering mendapatkan penghargaan. 11 penghargaan Inovasi Pelayanan Publik (telah diraih),” ujarnya.
Ajib menyebut, inovasi Batik Ciprat dari Sentra Terpadu Kartini di Temanggung bisa menjadi pilot project kepada instansi lain, khususnya di pemerintah pusat.
“Dan juga akan melakukan komitmen bersama di Instansi Kepolisian, Kemendag, Badan POM, Kemenkes sebagai partner bersama Kementerian PAN-RB,” tuturnya.
Kepala Sentra Terpadu Kartini Iyan Kusmadiana mengatakan, Batik Ciprat bermula sebagai terapi motorik untuk penyandang disabilitas.
“Karena untuk menciptakan batik tulis atau cap, mereka tidak mampu. Sehingga mereka yang mampu menciptakan (cipratan) ke dalam satu kain, ternyata membuat indah dan memberikan ciri khas sendiri,” katanya.
Ia menjelaskan, Shelter Workshop Peduli atau SWP awalnya dirancang sebagai upaya untuk memberikan kesempatan kerja dan perlindungan bagi penyandang disabilitas intelektual.
Program ini melibatkan berbagai aktivitas seperti bimbingan, kegiatan sosial, dan pengembangan keterampilan untuk usaha ekonomi produktif. SWP memberikan jalur alternatif bagi penyandang disabilitas intelektual untuk tetap berkontribusi dalam masyarakat, dan mampu mandiri secara ekonomi.
“Program SWP, yang telah mendapatkan apresiasi dari Kementerian Pendayagunaan dan Aparatur Negara (KemenPAN RB) sebagai salah satu dari Top 40 Inovasi Pelayanan Publik tahun 2018. Telah berkembang tak hanya memberikan layanan kepada penyandang disabilitas, melainkan juga memberikan layanan kepada Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) lainnya,” jelasnya.
Diharapkan dengan inovasi ini, Batik Ciprat akan diadopsi di 30 Sentra Terpadu di Indonesia. Iyan menjelaskan, Batik Ciprat sendiri sudah direplikasi di 22 SWP mulai dari Jateng, Jatim, Kaltim, dan lainnya.
“Sehingga bukan hanya kita melaksanakan kegiatan dari Kementerian Sosial saja, melainkan memberikan keberlangsungan ekonomi bagi mereka penyandang disabilitas. Banyak contoh yang menghasilkan omzet, sampai Rp80 juta per bulan, bisa memberikan manfaat bagi mereka dan keluarganya,” pungkasnya.

 

Penulis: Fir;Ekp
Editor: WH/DiskominfoJtg

Berita Terkait