Pemprov Salurkan 10 Ton Cadangan Pangan di Brebes, 1.000 KK Terbantu

  • 25 Jan
  • bidang ikp
  • No Comments

BREBES – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah kembali menyalurkan bantuan cadangan pangan untuk warga Kabupaten Brebes. Bantuan diserahkan Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana, di SMKN 1 Tonjong, Brebes, Kamis (25/1/2024).

“Ada 10 ton beras kepada 1.000 kepala keluarga yang menerima bantuan, 10 orang di antaranya mewakili (simbolis),” kata Nana, dalam sambutannya di lokasi.

Ia menerangkan, setiap keluarga mendapatkan bantuan 10 kg beras dan 5 mi mocaf. Tujuan penyaluran bantuan, agar bermanfaat bagi keluarga dan mengurangi beban pengeluaran keluarga.

“Intinya adalah Kabupaten Brebes salah satu dari 17 daerah, yang tingkat kemiskinannya cukup tinggi,” ujar Nana.

Berdasarkan data, pihaknya terus berupaya menurunkan angka kemiskinan, dari semula 1,97 persen, saat ini menjadi 1,1 persen. Untuk itu, pihaknya terus mengupayakan agar kemiskinan turun kembali.

Ditambahkan, beberapa kegiatan pengurangan kemiskinan menggunakan dana APBD, dilakukan di seluruh kabupaten dan kota. Seperti, bantuan rehab RTLH, yang pada 2024 ini akan dibangun 17 ribu rumah untuk membantu masyarakat. Bantuan lain, seperti jamban, sistem penyediaan air minum, dan kartu keluarga sejahtera, juga akan ditingkatkan.

“Ini sebagai bentuk kepedulian Pemprov Jateng dalam rangka meringankan beban,” ucapnya kepada media

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Jateng Dyah Lukisari mengatakan, cadangan pangan untuk Kecamatan Tonjong di SMKN 1 Tonjong, diserahkan kepada sekitar 1.000 KK, terdiri dari 400 KK di Kecamatan Tonjong, 300 KK Kecamatan Songgom, dan 300 KK Kecamatan Bumiayu. Masing-masing KK mendapat beras cadangan 10 ton, dan mi mocaf 5 ribu bungkus.

“Bantuan ini tidak lain karena Brebes kemiskinannya tinggi. Bantuan ini diberikan kepada daerah dengan kemiskinan tinggi. Namun dia belum terdata dari bantuan pangan Bapanas Bulog sehngga semua dapat,” katanya.

Menurutnya, pemberian bantuan cadangan pangan untuk mengurangi beban pengeluaran masyarakat dengan kemiskinan ekstrem. Terlebih, harga beras saat ini Rp15 ribu.

“Kita bantu 10 kg, setidaknya ada jeda waktu 10 hari mereka tidak belanja. Kalau dikalikan 1.000 KK tidak belanja 10 hari. Mudah-mudahan harga di luar bisa terpengaruh karena demand berkurang,” jelasnya.

Seorang penerima Daeroh mengaku senang, diberi beras 10 kg. Karena bisa dimakan 10 hari bersama keluarga yaitu tiga orang. Pemberian beras sangat membantu karena harga beras mahal.

“Adanya beras sangat membantu, bermanfaat untuk keluarga. Pekerjaan tani Rp30 ribu per setengah hari, kalau ada yang perintah. Kalau tidak ya nganggur. Harga beras mahal,” tuturnya.

Santi, penerima manfaat lainnya mengatakan adanya bantuan, membuat pengeluarannya lebih berkurang. Bantuan itu sangat membantu lantaran harga beras naik menjadi Rp15 ribu per kg.

“Adanya beras sangat membantu. Suami kerja jadi nelayan di laut. Pemasukan nggak tentu tergantung cuaca,” ucapnya. (Ak/Ul, Diskominfo Jateng)

 

Berita Terkait