Sempat “Suwung”, Eks Kantor DPU Solo Disulap Jadi Hetero Space untuk Kembangkan UKM

  • 18 Dec
  • bidang ikp
  • No Comments

SURAKARTA – Terletak di Jalan Urip Sumoharjo 92, bangunan eks kantor DPU Surakarta sempat tak berpenghuni selama tiga tahun. Kolaborasi Pemprov Jateng dengan forum BUMN dan BUMD menyulap bangunan ini menjadi Hetero Space, ruang kreatif untuk menggodok UMKM dan calon pengusaha rintisan (start up) menuju digital.
Kepala Balai Pelatihan Koperasi (Balatkop) dan UKM pada Dinkop UKM Jateng Hatta Hatnansya Yunus mengatakan, bangunan tersebut dulunya milik pemerintah pusat. Pada era otonomi daerah, gedung tersebut dihibahkan ke Pemprov Jateng.
“Kemudian dipakai oleh DPU Surakarta. Sempat kosong sekitar dua sampai tiga tahun. Lalu  Pak Ganjar (Gubernur Jateng) dan Mas Gibran (Wali Kota Solo) menginginkan bangunan tersebut dijadikan Co-Working Space,” ujarnya, saat dijumpai Sabtu (18/12/2021).
Menurutnya, sebelum menjadi HeteroSpace kondisi bangunan eks kantor DPU Surakarta memprihatinkan. Terutama di bagian atap yang memerlukan pembenahan ekstra.
Hatta menyebut, pemugaran gedung ini tidak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Tengah. Pembiayaannya, ditangung bersama-sama antara BUMN dan BUMD yang ada di Jawa Tengah.
Setidaknya, ada 40 BUMN termasuk BUMD di Jawa Tengah yang berpartisipasi dalam renovasi Hetero Space Solo.
“Nol persen APBD. (dalam pembangunannya) kita bagi menjadi empat klaster. Klaster pertama kita kerjasama dengan forum BUMD. Kemudian klaster kedua adalah Bank Jateng kemudian ketiga dan keempat adalah gotong royong dengan forum komunikasi BUMN-BUMN di Jateng, termasuk BUMN Infrastruktur,” ungkapnya.
Ini menurutnya, adalah upaya kolaboratif Pemprov Jateng dan BUMN serta BUMD, untuk mendukung terciptanya iklim usaha kreatif di Jateng.
Hatta menyebut, untuk renovasi gedung tersebut mencapai hampir Rp 2,2 miliar. Dana tersebut kemudian digunakan untuk merenovasi seluruh bagian atap dan mendesain ulang ruangan.
Meski demikian, Hatta mengatakan tetap mempertahankan arsitektur asli bangunan. Menurutnya, bangunan tersebut memiliki ciri arsitektur khas Solo.
Ia berharap, dengan hadirnya Hetero Space di Solo dapat menumbuhkan jiwa usahawan dan melek digital.
“Untuk dananya hampir Rp 2,2 miliar. Setelah di Solo, nanti direncanakan Hetero Space hadir di Banyumas. Di bekas kantor Bakorwil,” jelasnya.
Direktur Inkubator Hetero Khaleed Hadi Pranowo mengatakan, Hetero Space merupakan ruang untuk menggodok anak muda atau mereka yang berjiwa kreatif. Di Solo, fokus pengembangannya meliputi bidang seni.
“Di Solo ini kita fokusanya kriya, seni pertunjukan dan games. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan pada masing-masing daerah. Kalau di Hetero Space Semarang lebih fokus ke start up digital, UMKM dan industri kreatif,” pungkasnya. (Pd/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait