Bulan Pemantauan Tumbuh Kembang Balita, Penyelenggaraan Posyandu Harus Tetap Perhatikan Aturan 

  • 16 Jun
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Juni ini merupakan Gerakan Bulan Pemantauan Tumbuh Kembang Balita di Posyandu. Namun, kasus Covid-19 di Jawa Tengah masih tinggi. Lantas bagaimana agar balita tetap terpantau tumbuh kembangnya dengan meminimalkan risiko penularan Covid-19?

Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah Atikoh Ganjar Pranowo membahasnya bersama Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah drg Widiwiono, dan Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Jateng dr Wahyu Setianingsih, melalui siaran langsung Instagram, Rabu (16/6/2021).

Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah drg Widiwiono menyampaikan, Bulan Pemantauan Tumbuh Kembang Balita di Posyandu bertujuan untuk menggerakkan lagi kegiatan Posyandu di masyarakat. Namun, mengingat kasus Covid-19 masih tinggi, Posyandu bisa diatur sesuai kondisi wilayah, terutama pada zona hijau. Selain itu, pemantauan dilakukan untuk mendapatkan data riil yang nantinya digunakan sebagai dasar menentukan kebijakan kegiatan percepatan penurunan stunting. Sehingga target penurunan angka stunting hingga 2024 menjadi 14 persen dapat tercapai.

“BKKBN sebagai koordinator lapangan untuk percepatan stunting, kami butuh data awal. Gerakan pada 1-25 Juni ini salah satunya data riil yang akan kita lakukan intervensi untuk mempercepat penurunan stunting,” bebernya.

Widwiono mengatakan dalam pencegahan stunting, diharapkan masyarakat bisa terlibat. Karena upaya penanganan stunting, membutuhkan empat hal, yakni, komitmen, pembiayaan,  manajemen, dan pendampingan.

“Juga (butuh) pendampingan makanan enak. Salary sudah dipikirkan (pemerintah) pusat. Insyaallah jadi bagian percepatan penurunan stunting,” kata Widwiono.

Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan dr Wahyu Setianingsih tak menampik jika pemantauan tumbuh kembang bayi dan balita sangat penting, demi mewujudkan generasi penerus berkualitas. Namun, dalam kondisi sekarang di mana kasus Covid-19 di Jawa Tengah melejit hingga membuat 10 kabupaten masuk zona merah, bahkan virus varian India dengan penularan lebih agresif sudah masuk ke Kudus, maka penyelenggaraan Posyandu harus tetap memperhatikan aturan yang berlaku.

“Harus sangat hati-hati membuka Posyandu, karena virus Corona luar biasa penularannya. Kalau mau membuka Posyandu, harus seizin Satgas Covid-19 tingkat Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan Desa. Sehingga tidak semua bisa buka,” tegasnya.

Menurut Wahyu, di satu sisi bayi dan balita berhak mendapat pelayanan. Tapi di sisi lain, tenaga kesehatan dan kader juga berhak mendapat perlindungan.

Dia mengungkapkan, jika dulu jarang dilaporkan ada kasus Covid-19 pada anak kecil, namun sekarang, berdasarkan laporan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa Tengah, kasus penyakit tersebut pada anak dan remaja justru meningkat. Karenanya, Wahyu mendorong agar pemantauan tumbuh kembang pada bayi dan balita bisa dilakukan mandiri di rumah, dan hasilnya dapat dilaporkan ke kader.

“Pemantauan tumbuh kembang bayi dan balita adalah hal yang sangat penting. Tapi yang lebih penting lagi, keselamatan masyarakat. Jadi, betul-betul harus mematuhi aturan yang sudah ditetapkan oleh Satgas Covid-19 secara berjenjang,” terang Wahyu.

Senada, Ketua TP PKK Provinsi Jawa Tengah Atikoh Ganjar Pranowo juga mendorong pemantauan tunbuh kembang balita secara mandiri, terutama di daerah dengan kasus Covid-19 yang masih tinggi. Sehingga, tetap bisa memantau tumbuh kembang anak, tanpa berisiko pada penularan Covid-19, baik pada anak, maupun kader dan tenaga kesehatan.

“Bagaimana caranya biar masyarakat stay at home, tapi anak terpantau tumbuh kembangnya. Mandiri, tapi tetap dipantau kader dan tenaga kesehatan,” tegasnya.

Diakui, hal yang mengkhawatirkannya saat pandemi seperti sekarang adalah peningkatan angka kematian ibu, dan bertambahnya stunting sebagai dampak jangka panjang Covid-19. Karenanya, Atikoh terus mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk menjaga kesehatan dengan 5M, memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, menghindari kerumunan, serta mengurangi mobilitas. Selain itu, meningkatkan imun dengan menjaga asupan makanan dan berolahraga. (Ak/Ul, Diskominfo Jateng)

 

 

Berita Terkait